• rss

Gua Belanda

arsip kula|Kamis, 02 Januari 2014|15.26
fb tweet g+
BANDUNG adalah salah satu kota saksi sejarah yang mewarnai perjuangan bangsa Indonesia. Banyak peninggalan-peninggalan Belanda yang masih diabadiakan dan dirawat oleh pemerintah Kota Bandung, salah satunya bangunan tua yang berada di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir H. Djuanda, Bandung. Semula kawasan Tahura adalah bentangan pegunungan dari barat sampai ke timur yang merupakan tangki air raksasa alamiah untuk cadangan musim kemarau. Pada masa pendudukan Belanda tahun 1918, dibangun Pembangkit Listrik Tenaga air (PLTA) Bengkok di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung yang berada di Tahura. PLTA sepanjang 114 meter dengan lebar 1,8 meter itu merupakan PLTA pertama di Indonesia, dimana terdapat satu terowongan yang melewati perbukitan batu pasir.

Gua Belanda
Illistrasi: Jony/*PR*
Lokasi : Kompleks Tahura Ir H. Djuanda No. 99 Dago Pakar, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung
Pengelola : Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Ir H Djuanda, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat
Luas gua: 547 meter
Tahun berdiri: 1918 sebagai PLTA Bengkok
1941 sebagai Gua Belanda
Menjelang Perang Dunia kedua awal 1941, kegiatan militer Belanda makin meningkat. Dalam terowongan itu kemudian dibangun jaringan gua sebanyak 15 lorong dan 2 pintu masuk setinggi 3,2 meter. Peralatan yang dipakai gua seluas 0,6 hektare dan luas seluruh gua berikut lorongnya adalah 547 meter persegi. Saluran atau terowongan berupa jaringan gua di dalam perbukitan itu kini dinamakan Gua Belanda.

Selain 15 lorong yang ada di dalam gua, ada pula beberapa ruangan lainnya seperti ruang kamar yang dahulunya digunakan untuk tempat istirahat atau tidur para tentara Belanda. Lalu, ada ruang tahanan atau penajra, ruang interogasi untuk para tahanan, serta lorong ventilasi sepanjang 126 meter dan lebar 2 meter. Jika melihat atap gua ini, terlihat seperti ada bekas penerangan lampu. Akan tetapi, penerangan lampu itu kini tidak bisa dipakai karena sering kali mati.

Ada pula memandangan menarik lainnya, yakni bekas rel troli semacam untuk pengangkutan barang atau sejenisnya yang memanjang di sepanjang lorong Gua Belanda serta ruangan bekas stasiun radio telekomunikasi militer Hindia-Belanda. Pada saat Perang Dunia kedua. Bangunan Gua Belanda ini memang pernah digunakan menjadi pusat stasiun radio telekomunikasi Hindia-Belanda meski belum sempat terpakai secara optimal.

Pada masa kemerdekaan, Gua Belanda ini pernah dipakai atau dimanfaatkan sebagai gudang penyimpanan senjata dan mesiu oleh tentara Indonesia. Namun sayang, beberapa dinding gua yang telah mengalami renovasi ini sekarang tak terpelihara dengan baik, coretan tangan-tangan jahil mengotori dinding-dinding bersejarah itu. Kini, banyak wisatawan domestik dan asing yang datang ke Gua Belanda untuk melihat langsung isi gua tersebut sekaligus mendengarkan sejarahnya dari pemandu wisata yang siap mengantar ke dalam gua.

Sumber: Mayang Ayu Lestari/Periset *Pikiran Rakyat* Minggu, 13 Januari 2013