Jaman Wis Akhir (Emha Ainun Nadjib dan Mini Kiai Kanjeng)

jaman wis akhir
Album Jaman Wis akhir Emha Ainun Nadjib dan Mini Kiai Kanjeng di liris awal tahun 1999 (Musica Studio). Direkam secara live pada saat pengajian padang mBulan Jombang 4-11-998.

Album ini berupa gambaran tentang kegelisahan, pengharapan, pertobatan bangsa ini, yang dituturkan dengan gaya Mbeling-nya Cak Nun. Kita tahu semua saat itu kondisi bangsa ini sedang menginginkan perubahan.

Saya coba tulis lagi beberapa bagian yang ada di dalam sampul album Jaman Wis Akhir:

Bagian A
Jaman Wis Akhir, Koor: Hamas/ Vokal: Emha
Alloho Allohu, Koor: Hamas
Suluk Pertobatan, Vokal: Ehma
Tembang Kematian, Vokal: Ki Sudrun
Suluk Rosamtuka, Vokal: Zainul

Bagian B
Ya Allah Ya’Adhim, Koor: Hamas/ Vokal: Haddad Alwi
Suluk Amrun ‘Adhim, Vokal: Emha
Sidnan Nabi, Koor: Hamas/ Vokal: Emha
Suluk manMitslukum, Vokal: Zainul
Sholli wa Salim, Koor: Hamas/ Vokal: Ehma

Mini Kiai Kanjeng
Novi Budianto, Joko Kamto, Bobiet, Bayu Yoyok P, Pak Is Arie Blothong, Remaja Islam Gondanglegi Malang.

Didukung oleh
Haddad Alwi, M. Zainul Arifin, Ki Sudrun, M. Adib, Himpunan Masyarakat Shalawat (HAMAS) Jakarta, RISGO Gondanglegi Malang, Terbangan Menturo Jombang.

Dalam album ini ada satu tembang yang judulnya Tembang Kematian dinyanyikan Ki Sudrun. Tembang ini menggunakan bahasa daerah (Jawa). Saya coba tanya dan mencari cara untuk mengartikan ke dalam bahasa Indonesia. Kurang lebih seperti ini terjemahnya:

“Ketahuilah
Dari mana dan akan kemana hidup ini
Kalau nyawa lepas dari raga akan kemanakah kita?
Ibarat bururng terbang dari sangkarnya
Ibarat orang bepergian pastilah akan pulang
Pulang ke bawah pohon kamboja (mati)”


Marhaban ya Ramadhan
Mohon maaf apabila ada salah dalam bertutur dan bersikap

Mengenal Iket Sunda

Mengenal Iket Sunda
Gambar disamping ini, adalah kain iket. Iket merupakan menutup kepala kaum laki-laki masyarakat Sunda. Terbuat dari kain batik atau polos persegi empat.

Bocoran sedikit Gan. Iket yang saya punya ini pemberian almarhum kakek. Ketika masih kanak-kanak walaupun tak sering, saya pernah memakai iket. Biasanya pada saat hari kenaikan kelas di sekolah dasar (dulu mah disebutnya samen).



Menurut sumber yang diperoleh, ada beberapa nama dari cara memakai (bentuk) iket:
  • Barangbang semplak, iket ini seperti barangbang (dahan kering) yang patah tapi masih nempel dipohon. Culannya hampir menutupi mata. Bagian atasnya terbuka (terlihat rambut). Biasanya iket model ini dulu dipakai oleh para jawara.
  • Julang ngapak, bentuk iket ini seperti sayap burung terbang. Dipakai oleh para orang tua
  • Kekeongan (di Banten disebut borongsong keong), bentuknya mirip seperti keong.
  • Kuda ngencar, iket yang culanya dibelakang, ngampleh (tergerai) ke bawah. begitu mau ke bagian ujung (melengkung) naik lagi ke atas.
  • Maung heuay, bentuk iket ini seperti mulut harimau yang sedang nganga (terbuka).
  • Parekos nangka, bentuk iket ini sangat sederhana (basajan). Biasanya dipakai oleh orang yang tergesa-gesa.
  • Porteng, iket yang culanya berdiri di depan, dan ujung-ujung kainnya digulung ke belakang.
  • Talingkup, iket yang culanya didahi sampai menutupi mata. Talingkup artinya bisa menutupi.

Dari sebegitu banyak bentuk, saya cuma mengenal dua cara (bentuk). Itupun saya tak tahu nama bentuk iket-nya.
Barangkali sobat-sobat punya gambar dari tiap-tiap bentuk iket, atau punya reperensi yang harus saya lihat? Saya tunggu kabarnya sobat.

salam

Pengalamanku dengan Facebook Error

Facebook Error
Tempo hari facebook saya tak bisa dibuka. Profilnya pun tak bisa di liat teman yang sudah menjalin pertemanan. Yang ada malah tulisan “profil tidak tersedia”, padahal di list pertemanannya masih ada. Saya pikir ini kondisi sangat parah. Konfirmasi kode perbaikan ke email juga tak masuk.

Rasa menasaran masih ada untuk coba lagi masuk ke facebook (he-he-he, tetep ga bisa Gan). Dicoba mencari menyebabnya dengan cara memperhatikan tiap kalimat yang ada di halaman itu. Ternyata ada tulisan yang kurang lebih isinya seperti ini “Akun anda tidak tersedia dikarenakan sedang perawatan situs. Akun anda akan tersedia kembali setelah beberapa jam kemudian. Maaf atas ketidaknyamanan ini

Malam hari saya coba lagi masuk, tulisan yang ada masih seperti yang diatas. Akhirnya saya pasrah tak mencoba memperbaiki. Hanya menunggu janji dari facebook bahwa akun saya akan tersedia lagi beberapa jam kemudian, karena sedang perawatan atau perbaikan situs.

Singkat kata ajah yah. Pagi harinya dicoba lagi masuk facebook. Ehh, Alhamdulillah aktif lagi gan. Terima kasih facebook, engkau tak ingkar janji (he-he-he).

Itulah pengalamanku dengan facebook error. Saya harap ini tidak terjadi pada sobat-sobat, tapi kalaupun ini terjadi juga, saya sarankan jangan terlalu panik. Sebelum melangkah lebih jauh buat utak-atik facebooknya, sebaiknya perhatikan dulu (informasi dari facebook) apa yang menjadi menyebab akun facebook kita tak bisa dibuka.

salam

Meuleum Harupat, Pernikahan Adat Sunda

Meuleum Harupat
Meuleum harupat adalah bagian dari prosesi pernikahan adat Sunda selain sawer, nincak endog, meupeuskeun kendi, muka panto, dsb.

Baik sobat saya cerita sedikit, kenapa judul posting kali ini Meuleum Harupat, Pernikahan Adat Sunda. Beberapa hari yang lalu saya menghadiri resepsi pernikahan keponakan. Tak luput saya pun mengikuti rangkaian acara, yang dipandu juru sawer. Sawer asal kata dari sasaur (bicara) di panyaweran (teras rumah).

Dari keselurahan rangkaian acara, Ada satu alat atau bahan  yaitu harupat yang digunakan dalam acara meuleum harupat. Meuleum yang artinya membakar, harupat adalah bagian dari tumbuhan aren.
Karakteristik harupat yang mudah terbakar dan mudah dipatahkan, menggambarkan di dalam diri manusia ada sifat mudah marah (getas harupateun).

Mari sobat kita merenung sejenak, apakah sifat mudah marah itu ada di dalam diri kita?