Album ini berupa gambaran tentang kegelisahan, pengharapan, pertobatan bangsa ini, yang dituturkan dengan gaya Mbeling-nya Cak Nun. Kita tahu semua saat itu kondisi bangsa ini sedang menginginkan perubahan.
Saya coba tulis lagi beberapa bagian yang ada di dalam sampul album Jaman Wis Akhir:
Bagian A
Jaman Wis Akhir, Koor: Hamas/ Vokal: Emha
Alloho Allohu, Koor: Hamas
Suluk Pertobatan, Vokal: Ehma
Tembang Kematian, Vokal: Ki Sudrun
Suluk Rosamtuka, Vokal: Zainul
Bagian B
Ya Allah Ya’Adhim, Koor: Hamas/ Vokal: Haddad Alwi
Suluk Amrun ‘Adhim, Vokal: Emha
Sidnan Nabi, Koor: Hamas/ Vokal: Emha
Suluk manMitslukum, Vokal: Zainul
Sholli wa Salim, Koor: Hamas/ Vokal: Ehma
Mini Kiai Kanjeng
Novi Budianto, Joko Kamto, Bobiet, Bayu Yoyok P, Pak Is Arie Blothong, Remaja Islam Gondanglegi Malang.
Didukung oleh
Haddad Alwi, M. Zainul Arifin, Ki Sudrun, M. Adib, Himpunan Masyarakat Shalawat (HAMAS) Jakarta, RISGO Gondanglegi Malang, Terbangan Menturo Jombang.
Dalam album ini ada satu tembang yang judulnya Tembang Kematian dinyanyikan Ki Sudrun. Tembang ini menggunakan bahasa daerah (Jawa). Saya coba tanya dan mencari cara untuk mengartikan ke dalam bahasa Indonesia. Kurang lebih seperti ini terjemahnya:
“Ketahuilah
Dari mana dan akan kemana hidup ini
Kalau nyawa lepas dari raga akan kemanakah kita?
Ibarat bururng terbang dari sangkarnya
Ibarat orang bepergian pastilah akan pulang
Pulang ke bawah pohon kamboja (mati)”
Marhaban ya Ramadhan
Mohon maaf apabila ada salah dalam bertutur dan bersikap