Bocoran sedikit Gan. Iket yang saya punya ini pemberian almarhum kakek. Ketika masih kanak-kanak walaupun tak sering, saya pernah memakai iket. Biasanya pada saat hari kenaikan kelas di sekolah dasar (dulu mah disebutnya samen).
Menurut sumber yang diperoleh, ada beberapa nama dari cara memakai (bentuk) iket:
- Barangbang semplak, iket ini seperti barangbang (dahan kering) yang patah tapi masih nempel dipohon. Culannya hampir menutupi mata. Bagian atasnya terbuka (terlihat rambut). Biasanya iket model ini dulu dipakai oleh para jawara.
- Julang ngapak, bentuk iket ini seperti sayap burung terbang. Dipakai oleh para orang tua
- Kekeongan (di Banten disebut borongsong keong), bentuknya mirip seperti keong.
- Kuda ngencar, iket yang culanya dibelakang, ngampleh (tergerai) ke bawah. begitu mau ke bagian ujung (melengkung) naik lagi ke atas.
- Maung heuay, bentuk iket ini seperti mulut harimau yang sedang nganga (terbuka).
- Parekos nangka, bentuk iket ini sangat sederhana (basajan). Biasanya dipakai oleh orang yang tergesa-gesa.
- Porteng, iket yang culanya berdiri di depan, dan ujung-ujung kainnya digulung ke belakang.
- Talingkup, iket yang culanya didahi sampai menutupi mata. Talingkup artinya bisa menutupi.
Dari sebegitu banyak bentuk, saya cuma mengenal dua cara (bentuk). Itupun saya tak tahu nama bentuk iket-nya.
Barangkali sobat-sobat punya gambar dari tiap-tiap bentuk iket, atau punya reperensi yang harus saya lihat? Saya tunggu kabarnya sobat.
salam