• rss

Sajak Seorang Tua untuk Istrinya :: WS RENDRA

arsip kula|Selasa, 24 Desember 2013|11.32
fb tweet g+
Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenangkan encokmu
kenangkanlah pula masa remaja kita
yang gemilang
Dan juga masa depan kita
yang hampir rampung
dan dengan lega akan kita lunaskan

Kita tidaklah sendiri
dan terasing dengan nasib kita
Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan
suka duka kita bukanlah istimewa
kerna setiap orang mengalaminya

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
hidup adalah untuk mengolah hidup
bekerja membalik tanah
memasuki rahasia langit dan samodra
serta mencipta dan mengukir dunia
kita menyandang tugas

Kerna tugas adalah tugas.
bukannya demi sorga atau neraka.
Tetapi demi kehormatan seorang manusia
kerna sesungguhnyalah kita bukan debu
meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu

Kita adalah kepribadian
dan harga kita adalah kehormatan kita
tolehlah lagi ke belakang
ke masa silam yang tak seorangpun
kuasa menghapuskannya

Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna
sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita
sembilan puluh tahun yang selalu bangkit
melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda
dan kenangkanlah pula
bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa
menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita

Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara
bukan kerna senyuman adalah satu kedok
Tetapi kerna senyuman adalah satu sikap
sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama
nasib, dan kehidupan

Lihatlah! sembilan puluh tahun penuh warna
kenangkanlah bahwa kita telah selalu
menolak menjadi koma
kita menjadi goyah dan bongkok
kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita
tapi bukan kerna kita telah terkalahkan

Aku tulis sajak ini
untuk menghibur hatimu
Sementara kau kenang encokmu
kenangkanlah pula
bahwa kita ditantang seratus dewa

--Rendra

Sumber: Kumpulan Puisi & Sajak Bersama Rendra (kaset album 1998)