• rss

Fungsi Ekologi Kelelawar

arsip kula|Sabtu, 18 Desember 2010|11.25
fb tweet g+
kelelawar
Kelelawar dapat dijumpai mulai ukuran kecil hingga yang terbesar. Kelelawar terkecil di dunia dapat dijumpai di Thailand. Kelelawar dengan nama Crasoenyteris tholongial ini memiliki ukuran sebesar ibu jari. Kalong atau yang dinamakan flying fox merupakan kelelawar terbesar di dunia. Kelelawar dengan panjang rentang sayap lebih dari 1,5 meter ini dapat dijumpai di seluruh Indonesia.

Berdasarkan perannya, kelelawar terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kelelawar sebagai agen menyerbuk, menyebar biji, dan pengendali hama. Namun berdasarkan tipe makanannya, kelelawar dapat dibagi menjadi kelelawar buah (fruit bats) dan kelelawar pemakan serangga (insect bats).

Kelelawar pemakan buah termasuk diantaranya adalah kelelawar yang membantu penyebaran biji dan penyerbukan berbunga. Kelelawar biasanya hanya menguyang-nguyang daging buahnya untuk diambil cairannya, sedangkan bagian serabut daging buah disepah dan bijinya dibuang. Akibatnya, biji menjadi bersih dari daging buah. Biji tersebut disebarkan kelelawar diluar habitat tumbuhnya sehingga kelelawar dikenal pula sebagai agen penyebar biji yang merangsang regenerasi hutan. Kelelawar makan buah tidak pada pohon buah itu, tetapi dibawa ke pohon lain (Suyanto, 2001), dengan demikian besar kesempatan biji unutk berkecambah dan tumbuh hingga besar.

Kelelawar penyerbuk yang juga termausk kelelawar buah biasanya mencari makan di malam hari, memiliki mata besar, daya pencium yang tajam, dan biasa terbang disekitar bunga yang diserbukinya. Jenis fauna ini juga memiliki metabolisme yang tinggi, ukuran tubuh yang lebih besar dibanding dengan agen jenis ponator lainnya (Faegri and van der Pijl, 1979). Kelelawar penyerbuk biasanya memasukkan lidahnya ke dalam bunga untuk mengecap nectar, polen akan memenuhi tubuh dan wajahnya, lalu polen ini akan dimakannya secara sengaja atau tidak sengaja ketika membersihkan diri selesai makan.

Kelelawar penyerbuk sebagai agen pollinator ternyata membutuhkan protein (Faegri and van der Pijl, 1979; Courts, 1998) terutama nitrogen yang terkandung dalam polen atau biasa disebut dengan nama serbuk sari merupakan serbuk yang diproduksi tumbuhan berbunga dan mengandung sel reproduksi jantan yang dibawa oleh agen polinator seperti kelelawar, mamalia kecil, air, maupun angin yang menyerbukannya ke bunga lain.

Fungsi kelelawar yang lainnya lagi, sebagai agen pengendali serangga hama. Berdasarkan penelitian di Thailand, kelelawar pemakan serangga jenis Tadarida plicata sangat berpotensi sebagai agen pengendali hama biologis. Hasil analisis guano atau feses predator utama serangga nocturnal ini mengindikasikan tingginya keberadaan serangga hama yang biasa dijumpai di daerah persawahan (Leelapaibul, et al, 2005). Studi tentang Tadarida brasiliensis yang biasa bermigrasi di kawasan Amaerika Utara, juga kembali menekankan pentingnya keberadaan mamalia terbang ini secara ekonomis. Secara ekonomis, keberadaan kelelawar memakan serangga ternyata sangat bernilai untuk meningkatkan produksi kapas dan jagung di delapan area studi Negara bagian Texas (Cleveland, et al, 2006).

Tiga peran penting kelelawar si mamalia terbang secara ekologis adalah membantu penyebaran biji, penyerbukan, dan mengendalikan serangga hama. Ketiganya sangat vital dalam dinamika ekosistem di sekitar kita. (Felicia Lasmana, naturalis tinggal di Bandung, /”PR”)