• rss

Keberagaman Busana Pengantin di daerah Jawa Barat

arsip kula|Minggu, 07 Oktober 2012|00.33
fb tweet g+
Keberagaman Busana Pengantin di daerah Jawa Barat
Foto: Pikiran Rakyat
Budayawan Elis Suryani menyebutkan bahwa kekhasan daerah itu tampak dari busana pengantin yang digunakan. Dari busana yang dikenakan itu terlihat adanya percampuran budaya yang tumbuh di wilayah tersebut.

Di dalam buku Pesona Busana Pengantin dan Batik di Jawa Barat yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat digambarkan perbedaan pernikahan adat di Jawa barat.

Pengaruh Betawi dan Melayu tampak dalam busana pengantin di Bogor dan Bekasi . Pengantin lelaki Bogor biasanya mengenakan kopiah putih, sedangkan pengantin perempuannya mengenakan gaun berwarna merah. Gaun ini menandakan adanya pengaruh Eropa terhadap budaya di wilayah Bogor. Tatanan rambutnya dihiasi deretan kembang goyang khas Betawi. Untaian bunga sedap malam yang selalu ada dalam pernikahan adat sunda pun turut terpasang. Uniknya kedua pasangan mengenakan kacamata hitam selama upacara dilangsungkan.

Di Karawang, meskipun busananya tampak dipengaruhi oleh adat Melayu dan Betawi, masyarakat setempat menyebutnya sebagai pakaian pernikahan khas pesisir. Menururt Kepala Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Acep Jamhuri, yang khas dari mempelai perempuan adalah hiasan di kepala yang sering disebut kembang gede. Hiasan di kepala itu terbuat dari perak dan disususn dalam tiga undakan. Seperti Bekasi dan Bogor, kedua mempelai juga mengenakan kacamata hitam selama upacara pernikahan.

Sementara itu, di wilayah Priangan, seperti Bandung, Garut, Ciamis, Tasikmalaya, dan Sumedang, pakaian pernikahan mengikuti gaya berbusana bangsawan. Contohnya Sumedang dengan busana pernikahan mengadopsi busana yang dikenakan oleh Prabu Sumedanglarang. Sementara busana pengantin Bandung dipenuhi oleh aksesori dibagian sanggul yang dikenakan mempelai wanita. Mempelai pria mengenakan beskap yang dihiasi tempelan dasi kupu-kupu serta bendo. Kedua mempelai juga menggunakan selop tertutup.

Wilayah yang bersisian dengan Jawa Tengah yaitu Cirebon dan Indramayu, busana pengantinya dipengaruhi oleh wilayah tetangganya tersebut. Busana pengantin Cirebon dikenal sebagai busana kepangeranan dan busana pengantin kebesaran. Busana kepangeran ditandai dengan pemakaian rompi tanpa tanpa lengat dan berkancing tiga. Pemakaian dipadukan dengan selop tertutup. Sementara untuk busana kebesaran, pengaruh dari Jawa tengah sangat terlihat yakni dengan mengenakan bawahan dodot kesatria.

Sumber: Lia Marlia – Weyatini/*Pikiran Rakyat***