• rss

Mitos di Balik Batu Akik

arsip kula|Rabu, 10 Desember 2014|11.36
fb tweet g+
Kenyataannya, banyak di antara kita yang memercayai mitos kekuatan mistis batu akik. Ketika ada seorang memakai cincin dengan permata batu akik, sering dikaitkan dia memiliki asihan atau ajimat dalam urusan tertentu, seperti pada kekuasaan, wibawa, perdagangan atau pemikat perempuan.

Mitos di Balik Batu Akik
batu akik
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan pada batu akik yang bisa “dihuni” makhluk gaib, roh atau kodam. “Tak semua batu berisi roh atau kodam, ada juga yang yang isinya alam atau kunci menuju sebuah alam,” kata Budi (42), seorang penggemar benda-benda antik.

“Menurut dia, semua batu akik memiliki “isi”. Jadi, bukan diisi, tetapi dicocokkan atau diimbangkan kepada siapa yang akan memakainya supaya jodoh atau cocok,” ungkap Budi.

Dia menambahkan, yang dilakukan manusia bukan mengisi batu, melainkan membuka nuansa gaibnya, memperkuatnya, dan menjodohkan atau mencocokkan dengan pemakainya. Menurut dia, setiap apa pun yang diciptakan Tuhan ada isinya. “Hanya bagaimana orang bisa memanfaatkannya,” katanya.

Budi membenarkan adanya batu akik yang bisa memikat (melet) perempuan. Akan tetapi, menurut dia, tak semua perempuan dapat dipikat dengan batu akik. Ada batu pemikat atau asihan yang hanya memilih memikat tipe wanita tertentu saja. Jadi, sifat batu yang menentukan tipe wanita mana yang bisa dipikat karena punya sifat dan selera untuk memilih mana tipe wanita yang dia pikat.

“Jadi, misal batu kecubung bisa memikalt tipe perempuan begini, sedangkan mirah siam yang dapat dipikat tipe perempuan yang begitu. Tak semua wanita bisa dipikat oleh seuatu jenis batu akik yang sama,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Tatat (45), penggemar batu akik. Biasanya laki-laki yang suka memikat perempuan dengan batu akik memiliki koleksi batu akik yang berkaitan dengan hal demikian. Menurut dia, biasanya batu akik yang bolong batu “combong” atau batu akik yang bolong di tengahnya sering digunakan untuk pemikat perempuan.

“Namun, sering kali terjadi, jika dia memiliki batu akik yang bisa memikat wanita, di sisi lain punya kelemahan dalam bidang usaha. Begitu pula yang memiliki batu akik dengan pamor kekuasaan, dia akan kurang memiliki kekuatan dalam memikat perempuan,” katanya.

Dia menambahkan, pemilihan batu akik untuk hal-hal tertentu harus sesuai dengan wedal atau weton (tanggal dan bulan kelahiran) si pemakainya. Penyuka batu akik, lanjutnya, bukan berarti migusti (mempertuhankan), tetapi hanya mupusti (memelihara) peninggalan budaya leluhur.

Menurut dia, adanya batu akik yang memiliki kekuatan pada pemakainya merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan alam. “Batu sebagai unsur yang lebih dulu hadir di dunia memberikan energinya pada manusia. Begitu pula manusia yang memiliki jabatan atau kekuasaan tertentu, memberikan energinya pada batu akik itu, katanya.

Dia menuturkan harga batu akik akan semakin tinggi ketika berpindah pada pemiliknya yang punya kedudukan atau jabatan yang lebih tinggi.

Sumber: Ahmad Yusuf/*Pikiran Rakyat** Senin, 8 Desember 2014