• rss

Villa Isola, sebuah mahkota dunia

arsip kula|Senin, 10 Desember 2012|23.10
fb tweet g+
 Villa Isola, sebuah mahkota dunia
Ilustrasi JONY/”PR”
Lokasi : Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154
Pengelola : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
“M’ ISOLO E VIVO”. Ungkapan berbahasa Belanda tersebut mengandung arti: saya mengasingkan diri dan bertahan hidup dalam kesendirian. Falsafah ini yang diamani Dominic Willem Berretty saat ia membangun sebuah vila pribadi di sebuah kawasan di dataran tinggi Bandung. Bangunan milik pria keturunan Indonesia-Eropa ini pun akhirnya dikenal dengan nana Villa Isola. Kendati berada di lokasi terpencil. Villa Isola merupakan bangunan paling canggih pada zamannya dan menuai banyak pujian. Bahkan salah seorang arsitektur dunia pada masa itu. JP Coen, menyebut Villa Isola sebagai sebuah mahkota dunia.

Villa Isola didirikan pada 1933 di atas lahan seluas 120.000 m2. pembangunannya memakan waktu delapan bulan, dimulai pada Oktober 1932 dan selesai pada Maret 1933. Pada awal berdirinya, bangunan megah ini dilengkapi halaman seluas 7,5 hektare yang berisi taman, air mancur, dan air terjun mini yang mengalir ke danau. Konon, Villa Isola merupakan salah satu masterplace maestro arsitektur tropis modern, Charles Prosper Wolff Schoemaker. Rancangan bangunan vila menggabungkan gaya modern art deco dengan unsur tradisional kosmik Jawa yakni penggunaan sumbu pintu selatan dan utara. Bagian kiri dan kanan vila dibuat simetris dan memiliki bentuk atap mendatar. Penambahan ruang di dalam vila dibangun vertikal sebanyak empat lantai dengan bentuk tangga melingkar di kiri dan kanan pintu masuk.

Berretty hanya setahun menempati vila ini karena ini meninggal dalam sebuah kecelakan pesawat. Beberapa tahun setelah kematiannya, Villa Isola dibeli oleh Hotel Savoy Homann dan menjadi bagian dari hotel tersebut. Pada masa pendudukan Jepang, vila ini sempat dijadikan tempat tinggal sementara Jendral Hitoshi Imamura menjelang diselenggarakannya Perjanjian Linggarjati di Subang. Pascakemerdekaan, tentara Indonesai berhasil merebut kembali Villa Isola dan mengubah namanya menjadi Bumi Siliwangi yang berati rumah pribumi.

Pada 1954, Villa Isola dijadikan gedung Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah Indonesia. PTPG merupakan cikal bakal Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan (IKIP) atau Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Banduing. Saat itu, bangunan vila dijadikan kantor rektorat sekaligus ruang kelas. Kini, rektor, pembantu rektor, dan sekretariat UPI masih menempati gedung Villa Isola. Untuk mempertahankan eksistensi Villa Isola sebagai salah satu warisan cagar budaya. UPI akan membangun kawasan Isola Heritage. Diharapkan kawasan ini dapat dinikmati oleh seluruh kalangan sebagai bagian daei wisata pendidikan

Sumber: Hanif Hafsari Chaeza/Periset “Pikiran Rakyat”)***