• rss

Dr. Riichi Sakazakii (1920-2002)

arsip kula|Rabu, 09 Maret 2011|10.35
fb tweet g+
Kalah Pamor dengan Hasil Temuannya

Nama bakteri Enterobacter sakazakii sudah tidak asing lagi di telinga kita. Nama itu sering disebut berulang-ulang dalam setiap berita di televisi. Ditulis tak bosan-bosan dalam berita di media-media cetak. Menjadi gosip hangat di kalangan ibu-ibu rumah tangga di setiap acara bincang-bincang dari mulai obrolan ngalor-ngidul sampai obrolan serius. Adakah yang menyadari bahwa nama keren spesies bakteri itu adalah nama seseorang?

Bakteri golongan Enterobacteriaceae ini diambil dari nama seorang ahli taksonomi bakteri asal Jepang, Dr. Riichi Sakazakii. Penamaan spesies "sakazakii", sesuai dengan namanya adalah penghargaan terhadap jerih payahnya yang luar biasa terhadap bidang taksonomi bakteri. Cukup sulit menemukan referensi tentang "keberadaan" doktor yang satu ini. Tidak banyak media yang mengupas biografi pencinta ilmu mikrobiologi ini. Padahal, jasanya di bidang mikrobiologi tidak dapat dipandang sebelah mata.

Dr. Riichi Sakazakii lahir di Yokkaichi, Jepang pada 21 Agustus 1920. Ia tertarik mendalami bidang kedokteran hewan dan lulus dari perguruan tinggi Nippon Veterinary and Animal Science pada tahun 1939. Kemudian, ia mulai bergabung di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Mie di Jepang pada tahun 1947. Hal itu dilakoninya setelah Perang Dunia ke-2 usai. Di tempat ini, ia memulai studinya tentang penentuan serotipe bakteri Salmonella. Penentuan serotipe ini didasarkan reaksi mikroorganisme tersebut antara berbagai jenis antibodi dan struktur antigennya.

Tahun 1953, Dr. Sakazakii pindah ke Institut Nasional Penyakit-penyakit Infeksi (National Institute of Infectious Diseases/NIH) dan meraih gelar doktor bidang ilmu kedokteran hewan dari Universitas Hokkaido pada tahun 1958. Ia juga sempat menerima penghargaan di bidang yang sama dari Denmark Veterinary and Agricultural University pada tahun 1973. Sakazakii tetap bekerja di NIH sampai memasuki masa pensiun di tahun 1981. Masa pensiun tidak dapat menghentikan gairahnya dalam melakukan penelitian. Untuk itu, ia membangun laboratorium sendiri dan melanjutkan studi di bidang mikrobiologi klinis. Lebih dari itu, laboratorium milik Sakazakii ini telah sukses mencetak peneliti-peneliti muda Jepang.

Penelitian-penelitian Sakazakii lebih menitikberatkan studi tentang bakteri-bakteri golongan gramnegatif yang diisolasi dari spesimen klinis. Banyak spesies bakteri gram negatif yang bersifat patogen. Sifat patogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding selnya, terutama lapisan lipopolisakarida. Sakazakii menentukan beberapa sistem serotipe dari bakteri Salmonella, Hafnia, Aeromonas, dan Plesiomonas. Ia juga dikenal sebagai ahli taksonomi bakteri. Ilmu taksonomi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari sistem pengelompokan, penamaan, dan pengklasifikasian makhluk hidup berdasarkan persamaan dan pembedaan sifatnya.

Sakazakii mengusulkan cukup banyak ide pengklasifikasian bakteri seperti bakteri Leclercia. Yokenella, Entembacter kobei, Enterobacter oowanii, dan Klebsiella ornithinolytica. Dalam ilmu taksonomi, suatu spesies makhluk hidup biasanya terdiri atas dua kata. Kata pertama adalah nama genus, sedangkan kata kedua adalah nama spesiesnya.

Berkat kontribusinya dalam bidang nomenklatur (penamaan) ini, namanya diabadikan sebagai nama spesies dari bakteri Enterobacter sakazakii. Selain itu, Sakazakii pun dianugerahi penghargaan bidang mikrobiologi klinis dari dalam dan luar negeri. Di antaranya penghargaan Asahi Science untuk studi bakteri Vibrio parahaemolyticus pada tahun 1965. Kemudian, medali Bergey untuk kontribusinya dalam taksonomi bakteri pada tahun 1994, dan penghargaan Hideyo Noguchi Memorial Award for Medical Sciences untuk kontribusinya dalam bidang mikrobiologi klinis pada tahun 1998.

Sakazakii sepertinya memang mencurahkan segenap tenaganya untuk melakukan penelitiah-penelitian yang bermanfaat di bidang mikrobiologi. Ia meninggal dunia pada tanggal 11 Januari 2002. Dr. Riiclii Sakazakii akan selalu diingat sebagai pelopor dalam ilmu taksonomi mikroba, mikrobiologi klinis, dan ilmu kesehatan masyarakat. Semoga seluruh semangatnya dalam memajukan ilmu mikrobiologi dapat ditiru dan diteladani para peneliti mikrobiologi di tanah air.

Sumber: Laksmi Priti Manohara, Re-searclt and Development salah satu perusahaan makanan di Bandung, Pikiran Rakyat