Alamat Kantor Desa di Kecamatan Conggeang – Sumedang – Jawa Barat

 Alamat Kantor Desa di Kecamatan Conggeang – Sumedang – Jawa Barat

No Nama Desa Alamat
1 Desa Babakan Asem Jln Babakan Asem No. 142 Ds. Babakan Asem Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
2 Desa Cacaban Jln. Sindang Sono No. 01 Ds. Cacaban Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
3 Desa Cibeureuyeuh Jln. Ds. Cibeureuyeuh No. 01 Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
4 Desa Cibubuan Jln. 11 April No. 09 Ds. Cibubuan Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
5 Desa Cipamekar Jln. Sirah Cipelang Ds. Cipamekar Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
6 Desa Conggeang Kulon Jln. Kaum No. 01 Ds. Conggeang Kulon Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
7 Desa Conggeang Wetan Jln. Cipulus No.01 Ds. Conggeang Wetan Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
8 Desa Jambu Jln. Legok - Conggeang Km 4,5 Ds. Jambu Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
9 Desa Karanglayung Jln. Tarumanagara No. 88 Ds. Karanglayung Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
10 Desa Narimbang Jln. Suhanta Atmaja No. 72 Ds. Narimbang Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
11 Desa Padaasih Jln Hambawang Ds. Padaasih Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391
12 Desa Ungkal Jln Tanjung Mekar No. 68 Ds. Ungkal Kec. Conggeang Kab. Sumedang 45391

Mitos di Balik Batu Akik

Kenyataannya, banyak di antara kita yang memercayai mitos kekuatan mistis batu akik. Ketika ada seorang memakai cincin dengan permata batu akik, sering dikaitkan dia memiliki asihan atau ajimat dalam urusan tertentu, seperti pada kekuasaan, wibawa, perdagangan atau pemikat perempuan.

Mitos di Balik Batu Akik
batu akik
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan pada batu akik yang bisa “dihuni” makhluk gaib, roh atau kodam. “Tak semua batu berisi roh atau kodam, ada juga yang yang isinya alam atau kunci menuju sebuah alam,” kata Budi (42), seorang penggemar benda-benda antik.

“Menurut dia, semua batu akik memiliki “isi”. Jadi, bukan diisi, tetapi dicocokkan atau diimbangkan kepada siapa yang akan memakainya supaya jodoh atau cocok,” ungkap Budi.

Dia menambahkan, yang dilakukan manusia bukan mengisi batu, melainkan membuka nuansa gaibnya, memperkuatnya, dan menjodohkan atau mencocokkan dengan pemakainya. Menurut dia, setiap apa pun yang diciptakan Tuhan ada isinya. “Hanya bagaimana orang bisa memanfaatkannya,” katanya.

Budi membenarkan adanya batu akik yang bisa memikat (melet) perempuan. Akan tetapi, menurut dia, tak semua perempuan dapat dipikat dengan batu akik. Ada batu pemikat atau asihan yang hanya memilih memikat tipe wanita tertentu saja. Jadi, sifat batu yang menentukan tipe wanita mana yang bisa dipikat karena punya sifat dan selera untuk memilih mana tipe wanita yang dia pikat.

“Jadi, misal batu kecubung bisa memikalt tipe perempuan begini, sedangkan mirah siam yang dapat dipikat tipe perempuan yang begitu. Tak semua wanita bisa dipikat oleh seuatu jenis batu akik yang sama,” katanya.

Hal senada juga dikatakan Tatat (45), penggemar batu akik. Biasanya laki-laki yang suka memikat perempuan dengan batu akik memiliki koleksi batu akik yang berkaitan dengan hal demikian. Menurut dia, biasanya batu akik yang bolong batu “combong” atau batu akik yang bolong di tengahnya sering digunakan untuk pemikat perempuan.

“Namun, sering kali terjadi, jika dia memiliki batu akik yang bisa memikat wanita, di sisi lain punya kelemahan dalam bidang usaha. Begitu pula yang memiliki batu akik dengan pamor kekuasaan, dia akan kurang memiliki kekuatan dalam memikat perempuan,” katanya.

Dia menambahkan, pemilihan batu akik untuk hal-hal tertentu harus sesuai dengan wedal atau weton (tanggal dan bulan kelahiran) si pemakainya. Penyuka batu akik, lanjutnya, bukan berarti migusti (mempertuhankan), tetapi hanya mupusti (memelihara) peninggalan budaya leluhur.

Menurut dia, adanya batu akik yang memiliki kekuatan pada pemakainya merupakan hubungan timbal balik antara manusia dan alam. “Batu sebagai unsur yang lebih dulu hadir di dunia memberikan energinya pada manusia. Begitu pula manusia yang memiliki jabatan atau kekuasaan tertentu, memberikan energinya pada batu akik itu, katanya.

Dia menuturkan harga batu akik akan semakin tinggi ketika berpindah pada pemiliknya yang punya kedudukan atau jabatan yang lebih tinggi.

Sumber: Ahmad Yusuf/*Pikiran Rakyat** Senin, 8 Desember 2014

Lingkung Seni Jentreng Jambret "WARGI SALUYU" Naringgul - Babakan Asem – Conggeang


Penampilan Lingkung Seni Jentreng Jambret "WARGI SALUYU" Dusun Naringgul, Desa Babakan Asem, Kecamatan Conggeang, Sumedang, pada pergelaran malam pentas seni Jambore Ranting Gerakan Pramuka Kwarran Conggeang tahun 2013.

Mengobati Radang dengan Sambiloto

SIAPA yang tak kenal radang? Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa mengenal status dan usia. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari luka makanik, terbakar, infeksi mikroba, dan rangsangan lainnya yang dapat mencederai tubuh.

 Mengobati Radang dengan Sambiloto
Foto: sambiloto.org
Proses radang dapat meliputi perubahan pada aliran darah atau kerusakan jaringan, yang disertai pembentukan mediator radang. Yang disebut dengan mediator radang adalah antara lain prostaglandin, asam hidroksi eikosa tetra enoat (atau disingkat HETE), dan leukotrien.

Pembentukan mediator radang ini dikatalisis oleh beberapa enzim yaitu fosfolipase, siklooksigenase, dan lipooksigenase. Gejala radang bisa diamati atau dirasakan melalui (1) adanya nyeri di tempat terjadinya radang; (2) warna kemerahan yang disebabkan oleh pembuluh kapiler terisi oleh darah lebih banyak daripada normalnya; (3) pembengkakan yang disebabkan oleh berkumpulnya cairan; (4) panas yang disebabkan oleh banyaknya darah di tempat radang terjadi.

Antiradang sintetik
Pada umumnya radang dapat diredakan dengan obat antiradang, yang biasa disebut obat AINS atau antiinflamasi non-steroid. Obat jenis AINS bekerja mengurangi radang melalui mekanisme penghambatan enzim siklooksigenase. Siklooksigenase adalah enzim yang berperan membantu dan mempercepat pengubahan asam araksidonat menjadi prostaglandin.

Prostaglandin inilah sang mediator radang. Jika prostaglandin tidak terbentuk, maka radang tidak terjadi. Atau dengan kata lain, apabila kita dapat menemukan cara untuk menekan atau menghambat bekerjanya enzim siklooksigenase, maka asam arakidonat tidak akan berubah menjadi prostaglandin, dan radang akan berkurang atau sembuh.

Di dalam tubuh kita, ada dua jenis enzim siklooksigenase. Yang pertama adalah enzim siklooksigenase normal atau bersifat konstitutif. Enzim jenis ini dinamakan COX-1. Enzim ini berada di dalam tubuh normal sehat dan berperan membentuk prostaglandin untuk melindungi dinding lambung dari sifat korosif asam lambung.

Jenis kedua adalah enzim siklooksigenase terinduksi, yang dinamakan COX-2. Enzim jenis ini hanya muncul jika ada rangsangan pencedera tubuh dan menyebabkan radang.

Salah satu contoh obat AINS, misalnya asam asetil salisilat. Obat ini sangat banyak digunakan serta mudah didapatkan di apotek bahkan toko swalayan. Asam astil salisilat yang menghambat bekerjanya kedua jenis enzim siklooksigenase di atas, mengakibatkan lambung tidak ada yang melindungi lagi.

Memang benar obat ini dapat mengurangi radang, tetapi juga menyebabkan nyeri pada lambung. Penggunaan obat ini secara berulang dapat mengakibatkan efek samping luka pada lambung.

Antiradang dari alam
Nenek moyang kita terkenal dengan ketekunannya mempelajari dan menemukan obat dari alam. Telah diketahui bahwa untuk mengobati luka bengkak karena gigitan serangga atau karena luka mekanik, nenek moyang kita menggunakan tanaman sambiloto. Biasanya daun tanaman itu direbus dengan air, lalu air rebusannya diminum. Cara lain adalah dengan menumbuk daun sambiloto dan tumbukan itu dikompreskan pada bengkak.

Sambiloto, nama latinnya Andrographis paniculata, merupakan tanaman obat dari suku Acanthaceae, yang tumbuh dengan baik di Indonesia terutama di daerah dengan ketinggian 1-700 meter di atas permukaan laut. Tanaman ini, yang juga banyak tumbuh di daerah Asia, terutama di India dan Tiongkok, telah berhasil menarik minat banyak peneliti untuk menlaah khasiatnya. Banyak sekali khasiat tanaman ini, antara lain antikanker, antidiabetes, antimikroba, antiradang, dan masih banyak lagi.

Di dalam tanaman sambiloto banyak terkandung senyawa-senyawa kimia. Kandungan utama tanaman sambiloto adalah andrografolid. Andrografolid ini merupakan senyawa aktif dan komponen utama yang pertama kali diisolasi dalam bentuk murninya oleh Gorter pada tahun 1911.

Senyawa ini memiliki raa sangat pahit sehingga tanaman sambiloto sering kali dinamakan king of bitter. Selain andrografolid. Fujita peneliti dari Jepang, telah mengisolasi beberapa senyawa yang struktur kimianya menyerupai andrografolid, yaitu 14-deoksiandrografolid, 14-deoksi-11-oksioandrografolid, dan neoandrografolid dari tanaman sambiloto.

Hasil penelitian
Khasiat antiradang sambiloto telah diteliti oleh penulis (Jutti Levita), dan ternyata terbukti bahwa senyawa utama tanaman ini, yaitu andrografolid, dapat menghambat ekspresi enzim siklooksigenase COX-2 pada sel fibroblast manusia yang diinduksi dengan lipopolisakarida. Awalnya sel tersebut diberi lipopolisakarida (suatu protein penyebab demam, yang diisolasi dari bakteriE coli, kemudian sel diinkubasi dengan larutan andrografolid berbagai konsentrasi.

Keesokan harinya, jumlah prostaglandin yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukan bahwa andrografolid dapat menurunkan produksi prostaglandin, atau dengan kata lain, andrografolid menghambat sekspresi enzim COX-2 (hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Journal of Applied Sciences, Volume 10 No.14, 2010). Jenis penghambatan oleh andrografolid ini lebih lemah daripada yang diberikan oleh asam asetil salisilat.

Penghambatan enzim siklooksigenase COX-2 oleh andrografolid dibuktikan lebih lanjut melalui simulasi komputasi. Selanjutnya, juga dityelaah perilaku andrografolid di dalam tubuh hewan mencit (hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Majalah Formasi Indonesia, Volume 21 No.4, 2010).

Penelitian dilanjutkan pada hewan kelinci sehat normal yuang diberi air rebusan tanaman sambiloto (hasil penelitian ini telah dipublikasikan di Indonesia Journal of Pharmacy, Volume 25 No.3, 2014)

Dari data beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa tanaman sambiloto dapat digunakan untuk mengurangi radang. Ini adalah obat alternatif yang relatif aman dan murah. Sambilotonya dapat ditanam di pekarangan rumah. Hanya, masih harus diteliti lebih lanjut mengenai dosis yang tepat.***

Sumber: Jutti Levita, dosen dan peneliti Departemen Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran/*Pikiran Rakyat* Kamis, 27 November 2014

Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini Kec. Conggeang Kab.Sumedang Prov. Jawa Barat

Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini Kec. Conggeang Kab.Sumedang Prov. Jawa Barat
No NPSN Nama Satuan PAUD Alamat Desa Status
1 69850229 KB Al-Ittipaq Tarumanagara Karanglayung Swasta
2 69850227 KB Attaupiq Sukaluyu Ungkal Swasta
3 69850224 KB Mawar Mekar Cieunteung Cipamekar Swasta
4 69850230 Kober Asy-Syamsudin Ciledre Cibubuan Swasta
5 69850222 Kober Nusa Indah Jambu Tengah Jambu Swasta
6 69850225 Kober Widya Kreatif Jl. Desa Cipamekar, Kampung Sirah Cipelang, Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Cipamekar Swasta
7 69850228 PAUD Al - Isra Cikawung RT. 14 / 03 Cacaban Swasta
8 69755448 PAUD Al-Faqih Dusun Cimarga Karang Layung Swasta
9 69755449 PAUD Al-Isro Dusun Cacaban Cacaban Swasta
10 69756324 PAUD Al-Itifaq Dusun Ciaseum Karang Layung Swasta
11 69755564 PAUD Anggrek Dusun Peundeuy Padaasih Swasta
12 69755567 PAUD At-Taufiq Dusun Ungkal Ungkal Swasta
13 69850223 PAUD Bina Mandiri Cigalumpit Cipamekar Swasta
14 69755562 PAUD Bina Mandiri Dusun Cidudut Cipamekar Swasta
15 69755571 PAUD Dewi Sartika Dusun Kawungluwuk Conggeang Kulon Swasta
16 69850346 PAUD Hanjuang Tandang Dusun Peueung Tenjolaut Babakan Asem Swasta
17 69755569 PAUD Hanjuang Tandang Dusun Peueung Babakan Asem Swasta
18 69756216 PAUD Manbaul Darussalam Dusun Banasbanten Babakan Asem Swasta
19 69755563 PAUD Mawar Mekar Dusun Cieunteung Cipamekar Swasta
20 69755570 PAUD Mutiara Bunda Dusun Conggeang Wetan Conggeang Wetan Swasta
21 69755440 PAUD Nusa Indah Dusun Jambu Tengah Jambu Swasta
22 69850221 PAUD Nusa Indah Dusun Jambu Tengah RT. 04/01 Jambu Swasta
23 69755568 PAUD Pasi Mayor Abdurahman Dusun Lencang Cibubuan Swasta
24 69755565 PAUD Purnama Mandiri Dusun Babakan Asem Babakan Asem Swasta
25 69755566 PAUD Sinduwangi Dusun Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
26 69850226 PAUD Sinduwangi Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
27 69850220 PAUD Uswatun Hasanah Jln. Suhanta Atmaja No. 76 Narimbang Swasta
28 69755561 PAUD Uswatun Hsanah Dusun Narimbang Narimbang Swasta
29 69756115 PAUD Widya Kreatif Dusun Sirah Cipelang Cipamekar Swasta
30 69737060 RA/BA/TA Al-Mubarok (Hambawang) Ds.Padaasih-Conggeang - Swasta
31 69737061 RA/BA/TA Al-Mubarok (Jambu) Dsn.Jambu Kidul RT/RW:01/03- Swasta
32 69737062 RA/BA/TA Asyrofuddin Jl.Raya Conggeang No.21 - Swasta
33 69737063 RA/BA/TA Harapan Ibu Ds.Karanglayung-Conggeang - Swasta
34 69737064 RA/BA/TA Miftahul Amal Ds.Karanglayung-Conggeang - Swasta
35 69737065 RA/BA/TA Nurul Huda Ds.Conggeang Kulon-Conggeang - Swasta
36 69737066 RA/BA/TA Rohmatul Ummah Desa Narimbang- Conggeang - Swasta
37 69849927 TK PGRI Kuntum Mekar Jl. Raya Jambu No. 16 Jambu Swasta
38 20259804 TK PGRI Kuntum Mekar Desa Jambu Jambu Swasta
39 20259805 TK PGRI Mawar Mekar Desa Conggeang Wetan Conggeang Wetan Swasta
40 20259821 TK PGRI Mutiara Desa Padaasih Padaasih Swasta
41 20259842 TK PGRI Tunas Mekar Desa Cipamekar Cipamekar Swasta
42 69755447 TPA Bintang Gemilang Dusun Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
43 69850345 TPA Bintang Gemilang Jalan Raya Conggeang Cibeureuyeuh Swasta
Sumber: referensi.data.kemdikbud.go.id

Kantor Pusat Bala Keselamatan

KANTOR Pusat Teritorial Bala Keselamatan berpindah dari Semarang ke Bandung seiring dengan rencana perpindahan ibu kota Pemerintah Hindia Belanda ke Bandung, pada awal 1900-an. Pandangan strategis ini diambil Letnan Kolonel JW de Groot sebagai Komandan Teritorial Bala Keselamatan di Hindia Belanda agar komunikasi dengan instansi pemerintah berjalan lebih baik, demi peningkatan pelayanan sosial.

Kantor Pusat Bala Keselamatan
Illistrasi: Fachri/*PR*
Arsitek : FW Brinkman en Voorhoeve (Belanda)
Tahun berdiri : 1917
Gaya bangunan : art deco geometrik
Alamat : Jalan Jawa No. 20 Kota Bandung
Bala Keselamatan (Inggris: Salvation Army) yang dikenal sebagai pelayanan sosial Gereja Protestan ini didirikan oleh William Booth dan berpusat di London. Untuk mengenang jasanya, saat itu Letnan Kolonel de Groot mengusahakan membuat bangunan di atas sebidang tanah kepada pemerintah di sudut Jalan Sumatera dan Jalan Jawa. Tanggal 24 Agustus 1915, tanah yang merupakan lapangan sepak bola tersebut resmi diberikan pemerintah kepada Bala Keselamatan. Sebagai wujud penghargaan terhadap Milliam Booth, maka di atas tanah itu berdirilah gedung kantor pusat teritorial Bala Keselamatan dan panti asuhan, dengan nama William Booth.

Pada upacara peletakan batu pertamanya, dihadiri oleh Wali Kota Bandung Tuan Coops dan putrinya yang juga meletakkan batu pertama gedung panti asuhan. Dalam buku berjudul “Sejarah Gereja Bala Keselamatan di Indonesia” karangan Letnan Kolonel Melatte M Brouwer, disebutkan bahwa “Pada acara ini ikut dibenamkan bersama batu penjuru sebuah kotak alumunium berisi buku doktrin Bala Keselematan, perintah dan aturan bagi prajurit Bala Keselamatan, undang-undang peperangan, serta strijdkreet dan penderita peperangan.

Pada 24 September 1917, akhirnya peresmian gedung dilaksanakan, tanpa kehadiran Letnan Kolonel JW de Groot yang sudah pindah ke teritori Jepang pada tahun 1916. Gedung ini diresmikan oleh Gubernur Jendral Count John Paul van Linburg Stirum yang membuka pintu kantor pusat teritorial dan istrinya yang membuka pintu panti asuhan anak-anak yang terletak di samping kantor pusat. Pembangunan gedung megah bergaya arsitektur modern fungsional (art deco geometrik) itu menelan dana sebesar 117.022 gulden. Biaya pembangunan berasal dari sumbangan perorangan dan perusahaan seperti Kantor Pusan Bala Keselamatan Internasional, serta para simpatisan di Belanda.

Keadaan berubah saat tentara Jepangt tiba di di Pulau Jawa dan mengambil alih kantor pusat pada 13 Maret 1942 dan memduduki bangunan ini sebagai salah satu markas. Ketegangan berlangsung tidak saja di seluruh Bala Keselamatan daerah-daerah di Indonesia. Akhirnya, setelah kemerdekaan Indonesia pada September 1945, Kantor Pusat Bala Keselamatan kembali dalam keadaan porak poranda. Dua tahun kemudian, proses pemulihan bangunan ini rampung. Pada 31 Mei 1947, kantor pusat teritorial dan panti asuhan berfungsi seperti semula.

Tahun 1999-2000 kantor ini direnovasi dengan menambah bangunan sayap antara kantor pusat dengan panti asuhan di bawah persetujuan Pemerintah Kota Bandung. Kini, gedung pusaka yang berada di kawasan militer tersebut membawahi korps yang tersebar di 20 provinsi dan terus berkominten dalam memberikan pelayanan sosial gereja di seluruh lapisan umat di dunia.

Sumber: Putri Khaira Ansuri/Periset, *Pikiran Rakyat** Minggu, 23 Juni 2013

Sejarah/Riwayat Seni Tradisional Jangkar Alam “Ajeng” Desa Cipelang Kec. Ujungjaya - Sumedang

Diketemukan alat tradisional ajeng awal mulanya adalah seorang sultan yang bernama Sultan Jaya Ningrat dari daerah Ranji yang mempunyai anak sebanyak 4 orang, yaitu Ranggawati, Waragati, Puragati, dan Jaga Kerti. Sewaktu itu Sultan Jaya Ningrat mengutus ke 4 anaknya untuk membuat saluran air di Tegal Burangrang Gunung Garunggang yang terletak di wilayah daerah Ranji Kabupaten Majalengka.

Seni Tradisional Jangkar Alam Ajeng Desa Cipelang Kec. Ujungjaya
Foto: Doc. Jangkar Alam "Ajeng"
Dari ke empat anaknya tersebut hanya Jagakerti yang menyanggupinya. Jagakerti berangkat melaksanakan tugasnya dikawal oleh Embah Kadar serta dibantu oleh masyarakat setempat.

Pada saat penggalian dilakukan hampir satu bulan, diketemukan sebuah benda yang bernama Kempul atau gong kecil, kemudian beberapa saat juga diketemukan 28 buah benda yang bernama Keromong. Sedangkan yang terakhir diketemukan benda yang bernama Gong besar pada saat mengakhiri penggalian terowongan.

Hanya itulah alat yang diketemukan pada saat penggalian dalam membuat saluran air, oleh Jagakerti yang dikawal oleh Embah Kadar dan dibantu oleh masyarakat.

Setelah alat tersebut dibawa, kemudian pelan-pelan dipukul-pukul dan lama-kelamaan dimainkan yang akhirnya menjadi seni tradisional, dan kemudian diberi nama “Jangkar Alam”, karena diperoleh dari dalam tanah yang penuh dengan jangkar saat penggalian.

Setelah dari Ranji Jagakerti pindah tempat ke daerah Belendung (sekarang desa Cipelang) serta menempatkan dirinya di dekat pohon belendung sebagai tempat peristirahatannya (sebagai bukti ada pohon belendung di pinggir lebak belendung dan sawah belendung) sementara masyarakat hanya sebagian kecil yang tinggal, dan alat tradisional pun dibawa dengan perantaraan Embah Kadar. Kemudian alat tersebut dimainkan bersama masyarakat di daerah Belendung sampai dengan sekarang oleh generasi penerus dengan berubahnya nama Belendung menjadi Desa Cipelang.

Meskipun Jagakerti dan Embah Kadar telah meninggal dunia, tetapi ia mewariskan sebuah benda pusaka yang tak ternilai harganya kepada pewaris-pewaris sebagai keturunannya. Jagakerti dimakamkan di Makam Cipelang dan sekarang bernama Makam Embah Buyut Jagakerti. Embah Kadar juga dimakamkan di Makam Cipelang dengan sebutan Embah Buyut Kadar.

Setelah itu terjadi kira-kira pertengahan abad, oleh pewaris nama Jangkar Alam dirubah menjadi “Ajeng”. Nama ajeng diambil dari “Pangajeng-ngajeng” bagi pengantin, karena seni tradisional tersebut pada waktu itu sering ditampilkan pada acara-acara pengantinan, dengan menggunakan panggung yang tinggi sebagai pintu masuk para tamu di acara tersebut.

Karena seni ajeng merupakan benda pusaka leluhur, maka saat sekarang dimainkan sering kali di tempat-tempat keramat dalam acara ritualan, guar bumi, dan acara-acara peresmian lainnya, sebagai salah satu penghargaan kepada para pewaris sebelumnya (Karuhun) dan juga sebagai suatu slogan dalam mengayomi perkembangan seni tradisional warisan para leluhur.

Sesuai dengan sejarah tersebut di atas, maka Desa Cipelang merupakan desa pewaris Makam keramat Embah Buyut Jaga Kerti, dengan benda pusakanya seperangkat alat seni tradisional ajeng sebagai peninggalannya.

Dan benda ini menurut disbudpar marupakan situs, karena merupakan benda purbakala yang telah ratusan tahun keberadaannya. (Dikutip dari pembicaraan pewaris --Amirtarejake 21:85-- dan dari nara sumber lainnya sebagai dasar dari sejarah ini)

Sumber: Doc. Jangkar Alam “Ajeng”


Tradisi Jamasan: Warga Berebut Banyu Klemuk di Keraton

Sejumlah masyarakat Jawa ramai-ramai berebut air bekas mencuci sejumlah barang yang mereka anggap sebagai jimat, seperti keris dan kereta keraton, pada acara rutin yang yang disebut Jamasan tanggal Kliwon di Keraton Yogyakarta, Selasa (28/10/2014). Seperti Jamasan 23 kereta kuno milik di Museum Kereta Keraton Yogyakarta, yang dirutinkan setiap tahun, bertepatan Selasa Kliwon ataun Jumat Kliwon minggu pertama bulan Syuro.

 Tradisi Jamasan: Warga Berebut Banyu Klemuk di Keraton
MUKHIJAB /*PR*
ABDI Dalem Museum Kereta Keraton Yogyakarta menyiapkan kereta kuno yang akan dicuci “Jamasan” dengan air khusus, Selasa (28/10/2014). Upacara Jamasan benda berharga (jimat) Keraton dilaksanakan setiap Selasa Kliwon atau jumat Kliwon peertama pada bulan Syuro (muharam).*
Tradisi Jamasan tersebut masih mendapatkan perhatian warga, yang masih memercayai air bekas cucian memiliki tuah atau khasiat, terutama efek psikologis. Mereka yakin, misalnya jika dipakai membasuh muka atau mandi akan membuat seseorang awet muda dan sehat, untuk menyiram tanaman menjadi subur dan panennya bertambah banyak.

Kepercayaan atas mitos tersebut, menjadi magnet warga untuk mengerumuni prosesi Jamasan dan berebut air bekas cucian kereta yang disebut dalam masyarakat Jawa dengan istilah banyu klemuk.

Orang-orang tersebut berdatangan dari sejumlah daerah, ke Museum Kereta Keraton Yogyakarta Jalan Rotowijayan, Kecamatan Kraton Yogyakarta beberapa jam sebelum pemandian kereta. Mereka membawa botol plastik atau wadah lain untuk menampung air bekas cucian kereta.

Sebagian air yang diperoleh pengunjung untuk membasuh muka, badan, atau disiram ke tanaman atau barang lainnya di rumah atau di sawah mereka. “Air Jamasan yang saya bawa ke rumah untuk menyiram tanaman di sawah”, kata pengunjung Jamasan asal Bantul.

Pembasuhan kereta kraton dipimpin abdi dalem Keraton yang bergelar Penawu Joyo Wasito beserta prajurit lain yang ditunjuk. Tidak semua prajurit kraton boleh memandikan kereta, pejabat yang ditunjuk harus bersesuaian dengan tugas dan keahlian serta keilmuannya yang berkaitan dengan perawatan benda keramat.

Satu persatu kereta dikeluarkan sampai kereta ke 23, sesuai aturan internal Keraton Yogyakarta, kereta tertua usianya yang paling awal dimandikan, yaitu Kanjeng Kiai Jimat (1750), kereta yang dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I.

Penawu Joyo Wasito menyatakan Jamasan harus dilakukan rutin setiap tahun terhadap semua benda keramat milik kraton dan waktunya dijadwalkan secara khusus. “Jamasan kereta kencana di Museum Kereta Kraton jdawalnya jelas. Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon pertama pada bulan Syuro. Semua benda pusaka keraton harus dicuci, tidak boleha da yang tertinggal atau terlupakan tidak dicuci,” katanya.

Sumber: Mukhijab/*Pikiran Rakyat** Rabu, 29 Oktober 2014

Lembur Salawe Isinya Hanya 25 Rumah

DARI sekian banyak tempat di Tatar Galuh Ciamis, ada satu wilayah yang sejak zaman dulu hingga saat ini masih kental dengan tradisinya, yakni Lembur Salawe. Lokasinya di Dusun Tungggarahayu, Desa/Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis.

 Lembur Salawe Isinya Hanya 25 Rumah
NURHANDOKO WIYOSO/*PR*
JURU pelihara situs cagar budaya Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabu Galuh Salawe Iswanto Tirtawijaya dan Jagabaya Tanto Herdianto berdiri di pintu gerbang masuk Lembur Salawe, di Dusun Tunggarahayu, Desa/Kecamatan Cimaragas, Kabupaten Ciamis. Sejak dulu, di tempat tersebut hanya dihuni 25 tugu atau kepala keluarga.*
Sesuai namanya yaitu Salawe yang berarti 25. Di wilayah hanya di huni 25 tugu atau kepala keluarga.

Lokasi tersebut berada di sisi jalur alternatif Ciamis-Kota Bandar, lewat Kecamatan Cimaragas. Berjarak sekitar 400 meter dari Situs Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe. Situs yang juga menyimpan sebanyak 25 petilasan itu cukup asri karena banyak terdapat pohon besar.

“Sejak zaman nenek moyang sampai sekarang di lembur Salawe hanya dihuni 25 tugu atau kepala keluarga. Jumlah rumah juga hanya 25,” tutur Juru Pelihara Situs Sang Hyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe, Iswanto Tirtawijaya (25), Rabu (5/10/2014).

Didampingi Jagabaya Tanto Herdianto (34), dia mengungkapkan, apabila ada keturunan tugu hendak membangun rumah baru, dia harus di luar lembur Salawe.

“Pada intinya jumlah tugu tidak pernah kurang atau bertambah, tetap 25,” katanya.

Seiring dengan perkembangan zaman, rumah tradisional yang sebelumnya berupa rumah panggung, saat ini sudah banyak yang diganti dengan rumah semipermanen. Meskipun demikian, menurut Iswanto, banyak warga yang kembali menginginkan membangun rumah tradisional.

“Tidak hanya bentuk rumah panggung, beberapa bagian ruangan dalam rumah juga ada bagian-bagiannya. Misalnya kamar, dapur, tempat menyimpan hasil panen dan lainnya,” jelasnya.

Perkembangan zaman tidak mengurangi atau melunturkan warga Salawe mempertahankan tradisi. Misalnya misalin atau ngikis yang digelar menjelang bulan Puasa.

Sebelum panen, warga juga melakukan ritus berdoa agar hasil mendatang melimpah serta bebas dari serangan hama.

“Sampai sekarang tradisi Misalnya misalin dan ritus menjelang panen masih kami pertahankan. Banyak nilai yang terkandung dalam kegiatan tersebut, tidak hanya yang tersurat atau yang tampak saja, tetapi juga makna yang tersirat,” katanya.

Tanto menungkapkan, salah satu makna salawe yang juga menjadi ciri khas daerah ini, pada masa lalu erat kaitannya dengan kegiatan warga. Dalam sehari warga harus melakukan 25 pekerjaan untuk menghidupi keluarganya. Kegiatan tersebut diawali dari bangun tidur sampai tengah malam.

“Sehari harus melakukan 25 pacabakan, pagawean. Misalnya mencangkul kemudian menanam pohon pisang, menanam sayuran. Istirahat, makan, dan tidur tidak masuk hitungan,” tuturnya.

Dengan 25 pekerjaan itu, seorang kepala rumah tangga atau tugu dapat menghidupi keluarganya. “Jadi tidak perlu keluar dari Salawe. Banyak pekerjaan di daerah sendiri yang bisa untuk menghidupi keluarga,” ujar Tanto.

Sumber: Nurhandoko Wiyoso/*Pikiran Rakyat** Kamis, 16 Oktober 2014

LEUNCA dan TAKOKAK: Tanaman Sejenis dengan Manfaat Serupa

SEBAGAI orang Indonesia, terlebih apabila hidup di lingkungan suku Sunda, tentu kita familier dengan tumbuhan leunca. Di rumah makan Sunda, dengan mudah dapat ditemukan buah leunca disajikan senbagai lalapan bersama daun salada, kacang panjang, mentimun, dan daun surawung.

Dirumah makan Sunda juga umumnya kita dapat memesan menu olahan leunca yang disajikan bersama ulekan cabai rawit merah, kencur, bawang putih, gula merah, dan terasi bakar yang kita sebut dengan karedok leunca. Ataupun dengan menumis leunca bersama oncom dan jadilah ulukutek leunca yang menggoda. Rasa pedas dari cabai rawit dan oncom ditambah sedikit sensasi pahit dan segar dari buah leunca tepat untuk dijadikan lauk pelengkap makan siang ataupun malam. Jadi, sebagai orang Indonesia, khususnya orang Sunda tentu kita akrab dengan nama leunca. Akan tetapi, seringkah kita mendengar tentang kembarannya, yaitu takokak?

LEUNCA dan TAKOKAK: Tanaman Sejenis dengan Manfaat Serupa
Takokak, Leunca (foto: Google)

Sepintas sulit membedakan kedua tumbuhan ini, karena leunca (Solanum nigrum L.) dan takokak (Solanum torvum Sw) memiliki kemiripan secara fisik sehingga keduanya digolongkan sebagai famili yang sama yaitu Solanaceae). Buahnya pun sekilas terlihat sama dengan bentuk bulat berwarna hijau ketika masih muda sehingga mungkin saja kita tidak mengenalinya apabila hanya terdapat satu jenis di depan kita. Namun, apabila kita membandingkannya bersamaan terdapat beberapa perbedaan.

Kulit buah takokak sedikit lebih tebal dibandingkan dengan buah leunca, begitu pula daun takokak lebih besar dibandingkan daun leunca. Batang takokak sedikit berduri sementara batang leunca tidak berduri. Apabila keduanya dimakan, barulah akan terasa perbedaan rasanya. Leunca seperti yang kita tahu memiliki rasa pahit dengan sedikit manis yang segar. Sementara itu, takokak memiliki rasa yang lebih pahit sehingga jarang ditemui sebagai masakan.

Kalau leunca umumnya ditemui sebagai pengan masyarakat Sunda, takokak mungkin tidak begitu umum dijumpai. Takokak banyak digunakan sebagai tambahan pada sayur gulai singkong di Sumatra Utara. Di daerah Sunda, pemanfaatan takokak contohnya di daerah kampung Gunung Leutik di Kacamatan Ciampea, Bogor digunakan dengan cara dimasak sebagai sayur dan dimakan langsung tanpa di olah.

Sayangnya, dari segi pemanfaatan, takokak masih kalah dibandingkan dengan leunca. Bakhan di Kampung Gunung Leutik, banyak tumbuhan takokak yang sudah ditebang dan tidak diurus dengan baik. Hal ini karena tempat tumbuhnya yang liar, lalu khasiatnya yang tidak banyak terdokumentasikan dan terpublikasikan secara empiris sehingga masyarakat menganggapnya sebagai tumbuhan pengganggu yang kurang menguntungkan. Padahal, ditinjau dari segi farmakologis keduanya memiliki kandungan kimia yang hampir sama khasiatnya.

Tanaman leunca sudah digunakan sebagai obat-obatan sejak 2000 tahun yang lalu. Tanaman leunca bisa digunakan sebagai obat untuk gatal-gatal dan luka bakar. Sejak dahulu kala, di Tiongkok leunca sudah dimanfaatkan sebagai antibakteri, diuretik, dan penurun demam. Di India, daun leunca digunakan untuk mengobati inflamasi dan penyakit kulit.

Tandon dan Rao pada tahun 1974 melaporkan bahwa buah dan jusnya dapat menyembuhkan penyakit perut dan demam sedangkan tunasnya dapat digunakan untuk penyakit kulit. Selain itu, bunga dan daunnya dapat digunakan sebagai penurun panas dan melawan efek overdosis dari alkohol. Daunnya yang dijus dapat digunakan sebagai obat cacing, nyeri pada sendi, serta sakit telinga.

Sementara itu, pada tahun 2005, Kala menyatakan bahwa takokak memiliki efek sedatif (mengantuk) dan diuretik. Daunnya digunakan sebagai penghenti pendarahan. Buahnya tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, melainkan juga jamu dari buah tersebut sangat efektif untuk pengobatan batuk, penyakit hati dan limpa. Buah yang matang juga dapat digunakan sebagai sediaan tonik rambut, penambah darah, juga sebagai analgesik.

Ekstrak methanol dari buah dan daunnya dilaporkan memiliki aktivitas antimikroba. Arthan pada tahun 2002 menyatakan, buah takokak memilikisenyawa isoflavonoid sulfat yang memiliki aktivitas sebagai steroid. Takokak juga menunjukkan aktivitas antioksidan dan kemampuan memperbaiki DNA akibat radikal bebas. Ndebia pada tahun 2007 juga menyatakan bahwa ekstrak air dari takokak terbukti memiliki efek antiinflamasi dan analgesik.

Secara empiris di Ghana, Afrika Barat, para wanita yang baru saja melahirkan umumnya diberikan buah takokak untuk membantu mengembalikan vitalitas tubuhnya. Meski tidak terdokumentasikan secara ilmiah, dapat diamati bahwa wanita-wanita tersebut mampu menunjukan perbaikan kondisi kesehatan yang menunjukkan adanya korelasi terhadap peningkatan sistem daya tahan tubuh.

Peneliltian terakhir yang dilakukan oleh Syamsudin dan Hanggoro pda tahun 2014 menunjukkan bahwa memang terdapat ektivitas imunostimulan atau efek meningkatkan sistem daya tahan tubuh dari ekstrak etanol buah takokak dan ekstrak kering buah leunca. Mungkin inilah yang menjadi alasan di balik mitos orang Sunda yang konon tubuhnya lebih sehat dan tidak mudah terkena penyakit akibat mengonsumsi lalapan terus menerus.

Para leluhur tanah Sunda telah mewariskan kearifan lokal yang luar biasa banyaknya baik dari segi sosial, budaya, hingga kesehatan. Buah leunca dan takokak yang merupakan penganan turun-temurun pun rupanya menyimpan nilai-nilai kearifat yang sangat banyak khasiatnya. Sudah selayaknya tugas kita sebagai generasi penerus untuk mempelajarinya lalu menjaga agar warisan tersebut tidak punah.

Sumber: Aldizal Mahendra, mahasiswa Program Studi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, dari berbagai sumber/*Pikiran Rakyat** Kamis, 4 September 2014

Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Kec. Conggeang Kab. Sumedang Prov. Jawa Barat

Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Kec. Conggeang Kab. Sumedang Prov. Jawa Barat
No NPSN Nama Satuan Pendidikan Alamat Desa Status
1 20280467 MAS Asyrofuddin Cipicung Pontren Asyrofuddin Cacaban Swasta
2 60708792 MIS Jambu Jln. Jambu Tegal No. 02 Jambu Swasta
3 20278961 MTsS Al-Mubarok Dusun Hambawang PadaasihSwasta
4 20278962 MTsS Asyrofuddin Conggeang Dusun Cipicung RT 12/RW 03 Conggeang Sumedang Conggeang Wetan Swasta
5 20278963 MTsS Rohmatul Ummah Dusun/Ds.Narimbang - Conggeang Narimbang Swasta
6 20233780 SD Negeri Babakanasem Dusun Ciputat. RT.04/RW.04 Babakanasem Negeri
7 20233795 SD Negeri Cacaban Jln. Sindangsono No. I Ds. Cacaban Cacaban Negeri
8 20233800 SD Negeri Cibapa Dusun Cibapa Cibubuan Negeri
9 20233813 SD Negeri Cibubuan 1 Dusun Lencang Cibubuan Negeri
10 20233814 SD Negeri Cibubuan 2 Dusun Ciaseum RT.12 RW.08 Karanglayung Negeri
11 20233818 SD Negeri Cidempet Dusun Cidempet RT.09 RW.01 Cibeureuyeuh Negeri
12 20233878 SD Negeri Conggeang 1 Jln. Raya Conggeang-Sumedang Conggeang Wetan Negeri
13 20233879 SD Negeri Conggeang 2 Jln. Cibodas No.4 Conggeang Kulon Negeri
14 20233880 SD Negeri Conggeang 4 Jln. Conggeang-Ujungjaya Conggeang Wetan Negeri
15 20233910 SD Negeri Kawungluwuk Dusun Conggeang, RT.01 RW.01 Conggeang Kulon Negeri
16 20233928 SD Negeri Margaasih Dusun Tenjolaut Padaasih Negeri
17 20208820 SD Negeri Margaluyu Dusun Sukaasih Padaasih Negeri
18 20251844 SD Negeri Margamulya Dusun Cibogo RT. 03/07 Padaasih Negeri
19 20233937 SD Negeri Mekarjaya Dusun Bobojong Narimbang Negeri
20 20233945 SD Negeri Narimbang 1Jln. Raya Conggeang-Sumedang No.16 Jambu Negeri
21 20233946 SD Negeri Narimbang 2Dusun Bobojong Narimbang Negeri
22 20235475 SD Negeri Neglasari Dusun Neglasari RT.01/06 Babakan Asem Negeri
23 20208360 SD Negeri Sirahcipelang Dusun Sirahcipelang Cipamekar Negeri
24 20234001 SD Negeri Ungkal Dusun Sukaluyu RT.03 RW.01 Ungkal Negeri
25 20235622 SMAN Conggeang Jln. Raya Conggeang No. 218 Conggeang Sumedang Cibeureuyeuh Negeri
26 20235631 SMKS Ardli Sela Jln. Raya Conggeang-Ujungjaya Conggeang Wetan Swasta
27 20234055 SMP Negeri 1 Conggeang Jln. Rumah Sakit 01 Conggeang Conggeang Wetan Negeri
28 20235598 SMP Negeri 2 Conggeang Jln. Tarumanagara Karanglayung Negeri
29 69727086 SMP Terbuka 1 Conggeang Jln. Rumah Sakit 01 Conggeang Conggeang Wetan Negeri
30 69726027 SMP Terbuka 2 Conggeang Jln. Tarumanagara Karanglayung Negeri
Sumber: referensi.data.kemdikbud.go.id