Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini Kec. Conggeang Kab.Sumedang Prov. Jawa Barat

Daftar Satuan Pendidikan (Sekolah) Anak Usia Dini Kec. Conggeang Kab.Sumedang Prov. Jawa Barat
No NPSN Nama Satuan PAUD Alamat Desa Status
1 69850229 KB Al-Ittipaq Tarumanagara Karanglayung Swasta
2 69850227 KB Attaupiq Sukaluyu Ungkal Swasta
3 69850224 KB Mawar Mekar Cieunteung Cipamekar Swasta
4 69850230 Kober Asy-Syamsudin Ciledre Cibubuan Swasta
5 69850222 Kober Nusa Indah Jambu Tengah Jambu Swasta
6 69850225 Kober Widya Kreatif Jl. Desa Cipamekar, Kampung Sirah Cipelang, Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Cipamekar Swasta
7 69850228 PAUD Al - Isra Cikawung RT. 14 / 03 Cacaban Swasta
8 69755448 PAUD Al-Faqih Dusun Cimarga Karang Layung Swasta
9 69755449 PAUD Al-Isro Dusun Cacaban Cacaban Swasta
10 69756324 PAUD Al-Itifaq Dusun Ciaseum Karang Layung Swasta
11 69755564 PAUD Anggrek Dusun Peundeuy Padaasih Swasta
12 69755567 PAUD At-Taufiq Dusun Ungkal Ungkal Swasta
13 69850223 PAUD Bina Mandiri Cigalumpit Cipamekar Swasta
14 69755562 PAUD Bina Mandiri Dusun Cidudut Cipamekar Swasta
15 69755571 PAUD Dewi Sartika Dusun Kawungluwuk Conggeang Kulon Swasta
16 69850346 PAUD Hanjuang Tandang Dusun Peueung Tenjolaut Babakan Asem Swasta
17 69755569 PAUD Hanjuang Tandang Dusun Peueung Babakan Asem Swasta
18 69756216 PAUD Manbaul Darussalam Dusun Banasbanten Babakan Asem Swasta
19 69755563 PAUD Mawar Mekar Dusun Cieunteung Cipamekar Swasta
20 69755570 PAUD Mutiara Bunda Dusun Conggeang Wetan Conggeang Wetan Swasta
21 69755440 PAUD Nusa Indah Dusun Jambu Tengah Jambu Swasta
22 69850221 PAUD Nusa Indah Dusun Jambu Tengah RT. 04/01 Jambu Swasta
23 69755568 PAUD Pasi Mayor Abdurahman Dusun Lencang Cibubuan Swasta
24 69755565 PAUD Purnama Mandiri Dusun Babakan Asem Babakan Asem Swasta
25 69755566 PAUD Sinduwangi Dusun Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
26 69850226 PAUD Sinduwangi Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
27 69850220 PAUD Uswatun Hasanah Jln. Suhanta Atmaja No. 76 Narimbang Swasta
28 69755561 PAUD Uswatun Hsanah Dusun Narimbang Narimbang Swasta
29 69756115 PAUD Widya Kreatif Dusun Sirah Cipelang Cipamekar Swasta
30 69737060 RA/BA/TA Al-Mubarok (Hambawang) Ds.Padaasih-Conggeang - Swasta
31 69737061 RA/BA/TA Al-Mubarok (Jambu) Dsn.Jambu Kidul RT/RW:01/03- Swasta
32 69737062 RA/BA/TA Asyrofuddin Jl.Raya Conggeang No.21 - Swasta
33 69737063 RA/BA/TA Harapan Ibu Ds.Karanglayung-Conggeang - Swasta
34 69737064 RA/BA/TA Miftahul Amal Ds.Karanglayung-Conggeang - Swasta
35 69737065 RA/BA/TA Nurul Huda Ds.Conggeang Kulon-Conggeang - Swasta
36 69737066 RA/BA/TA Rohmatul Ummah Desa Narimbang- Conggeang - Swasta
37 69849927 TK PGRI Kuntum Mekar Jl. Raya Jambu No. 16 Jambu Swasta
38 20259804 TK PGRI Kuntum Mekar Desa Jambu Jambu Swasta
39 20259805 TK PGRI Mawar Mekar Desa Conggeang Wetan Conggeang Wetan Swasta
40 20259821 TK PGRI Mutiara Desa Padaasih Padaasih Swasta
41 20259842 TK PGRI Tunas Mekar Desa Cipamekar Cipamekar Swasta
42 69755447 TPA Bintang Gemilang Dusun Cidempet Cibeureuyeuh Swasta
43 69850345 TPA Bintang Gemilang Jalan Raya Conggeang Cibeureuyeuh Swasta
Sumber: referensi.data.kemdikbud.go.id

Kantor Pusat Bala Keselamatan

KANTOR Pusat Teritorial Bala Keselamatan berpindah dari Semarang ke Bandung seiring dengan rencana perpindahan ibu kota Pemerintah Hindia Belanda ke Bandung, pada awal 1900-an. Pandangan strategis ini diambil Letnan Kolonel JW de Groot sebagai Komandan Teritorial Bala Keselamatan di Hindia Belanda agar komunikasi dengan instansi pemerintah berjalan lebih baik, demi peningkatan pelayanan sosial.

Kantor Pusat Bala Keselamatan
Illistrasi: Fachri/*PR*
Arsitek : FW Brinkman en Voorhoeve (Belanda)
Tahun berdiri : 1917
Gaya bangunan : art deco geometrik
Alamat : Jalan Jawa No. 20 Kota Bandung
Bala Keselamatan (Inggris: Salvation Army) yang dikenal sebagai pelayanan sosial Gereja Protestan ini didirikan oleh William Booth dan berpusat di London. Untuk mengenang jasanya, saat itu Letnan Kolonel de Groot mengusahakan membuat bangunan di atas sebidang tanah kepada pemerintah di sudut Jalan Sumatera dan Jalan Jawa. Tanggal 24 Agustus 1915, tanah yang merupakan lapangan sepak bola tersebut resmi diberikan pemerintah kepada Bala Keselamatan. Sebagai wujud penghargaan terhadap Milliam Booth, maka di atas tanah itu berdirilah gedung kantor pusat teritorial Bala Keselamatan dan panti asuhan, dengan nama William Booth.

Pada upacara peletakan batu pertamanya, dihadiri oleh Wali Kota Bandung Tuan Coops dan putrinya yang juga meletakkan batu pertama gedung panti asuhan. Dalam buku berjudul “Sejarah Gereja Bala Keselamatan di Indonesia” karangan Letnan Kolonel Melatte M Brouwer, disebutkan bahwa “Pada acara ini ikut dibenamkan bersama batu penjuru sebuah kotak alumunium berisi buku doktrin Bala Keselematan, perintah dan aturan bagi prajurit Bala Keselamatan, undang-undang peperangan, serta strijdkreet dan penderita peperangan.

Pada 24 September 1917, akhirnya peresmian gedung dilaksanakan, tanpa kehadiran Letnan Kolonel JW de Groot yang sudah pindah ke teritori Jepang pada tahun 1916. Gedung ini diresmikan oleh Gubernur Jendral Count John Paul van Linburg Stirum yang membuka pintu kantor pusat teritorial dan istrinya yang membuka pintu panti asuhan anak-anak yang terletak di samping kantor pusat. Pembangunan gedung megah bergaya arsitektur modern fungsional (art deco geometrik) itu menelan dana sebesar 117.022 gulden. Biaya pembangunan berasal dari sumbangan perorangan dan perusahaan seperti Kantor Pusan Bala Keselamatan Internasional, serta para simpatisan di Belanda.

Keadaan berubah saat tentara Jepangt tiba di di Pulau Jawa dan mengambil alih kantor pusat pada 13 Maret 1942 dan memduduki bangunan ini sebagai salah satu markas. Ketegangan berlangsung tidak saja di seluruh Bala Keselamatan daerah-daerah di Indonesia. Akhirnya, setelah kemerdekaan Indonesia pada September 1945, Kantor Pusat Bala Keselamatan kembali dalam keadaan porak poranda. Dua tahun kemudian, proses pemulihan bangunan ini rampung. Pada 31 Mei 1947, kantor pusat teritorial dan panti asuhan berfungsi seperti semula.

Tahun 1999-2000 kantor ini direnovasi dengan menambah bangunan sayap antara kantor pusat dengan panti asuhan di bawah persetujuan Pemerintah Kota Bandung. Kini, gedung pusaka yang berada di kawasan militer tersebut membawahi korps yang tersebar di 20 provinsi dan terus berkominten dalam memberikan pelayanan sosial gereja di seluruh lapisan umat di dunia.

Sumber: Putri Khaira Ansuri/Periset, *Pikiran Rakyat** Minggu, 23 Juni 2013

Sejarah/Riwayat Seni Tradisional Jangkar Alam “Ajeng” Desa Cipelang Kec. Ujungjaya - Sumedang

Diketemukan alat tradisional ajeng awal mulanya adalah seorang sultan yang bernama Sultan Jaya Ningrat dari daerah Ranji yang mempunyai anak sebanyak 4 orang, yaitu Ranggawati, Waragati, Puragati, dan Jaga Kerti. Sewaktu itu Sultan Jaya Ningrat mengutus ke 4 anaknya untuk membuat saluran air di Tegal Burangrang Gunung Garunggang yang terletak di wilayah daerah Ranji Kabupaten Majalengka.

Seni Tradisional Jangkar Alam Ajeng Desa Cipelang Kec. Ujungjaya
Foto: Doc. Jangkar Alam "Ajeng"
Dari ke empat anaknya tersebut hanya Jagakerti yang menyanggupinya. Jagakerti berangkat melaksanakan tugasnya dikawal oleh Embah Kadar serta dibantu oleh masyarakat setempat.

Pada saat penggalian dilakukan hampir satu bulan, diketemukan sebuah benda yang bernama Kempul atau gong kecil, kemudian beberapa saat juga diketemukan 28 buah benda yang bernama Keromong. Sedangkan yang terakhir diketemukan benda yang bernama Gong besar pada saat mengakhiri penggalian terowongan.

Hanya itulah alat yang diketemukan pada saat penggalian dalam membuat saluran air, oleh Jagakerti yang dikawal oleh Embah Kadar dan dibantu oleh masyarakat.

Setelah alat tersebut dibawa, kemudian pelan-pelan dipukul-pukul dan lama-kelamaan dimainkan yang akhirnya menjadi seni tradisional, dan kemudian diberi nama “Jangkar Alam”, karena diperoleh dari dalam tanah yang penuh dengan jangkar saat penggalian.

Setelah dari Ranji Jagakerti pindah tempat ke daerah Belendung (sekarang desa Cipelang) serta menempatkan dirinya di dekat pohon belendung sebagai tempat peristirahatannya (sebagai bukti ada pohon belendung di pinggir lebak belendung dan sawah belendung) sementara masyarakat hanya sebagian kecil yang tinggal, dan alat tradisional pun dibawa dengan perantaraan Embah Kadar. Kemudian alat tersebut dimainkan bersama masyarakat di daerah Belendung sampai dengan sekarang oleh generasi penerus dengan berubahnya nama Belendung menjadi Desa Cipelang.

Meskipun Jagakerti dan Embah Kadar telah meninggal dunia, tetapi ia mewariskan sebuah benda pusaka yang tak ternilai harganya kepada pewaris-pewaris sebagai keturunannya. Jagakerti dimakamkan di Makam Cipelang dan sekarang bernama Makam Embah Buyut Jagakerti. Embah Kadar juga dimakamkan di Makam Cipelang dengan sebutan Embah Buyut Kadar.

Setelah itu terjadi kira-kira pertengahan abad, oleh pewaris nama Jangkar Alam dirubah menjadi “Ajeng”. Nama ajeng diambil dari “Pangajeng-ngajeng” bagi pengantin, karena seni tradisional tersebut pada waktu itu sering ditampilkan pada acara-acara pengantinan, dengan menggunakan panggung yang tinggi sebagai pintu masuk para tamu di acara tersebut.

Karena seni ajeng merupakan benda pusaka leluhur, maka saat sekarang dimainkan sering kali di tempat-tempat keramat dalam acara ritualan, guar bumi, dan acara-acara peresmian lainnya, sebagai salah satu penghargaan kepada para pewaris sebelumnya (Karuhun) dan juga sebagai suatu slogan dalam mengayomi perkembangan seni tradisional warisan para leluhur.

Sesuai dengan sejarah tersebut di atas, maka Desa Cipelang merupakan desa pewaris Makam keramat Embah Buyut Jaga Kerti, dengan benda pusakanya seperangkat alat seni tradisional ajeng sebagai peninggalannya.

Dan benda ini menurut disbudpar marupakan situs, karena merupakan benda purbakala yang telah ratusan tahun keberadaannya. (Dikutip dari pembicaraan pewaris --Amirtarejake 21:85-- dan dari nara sumber lainnya sebagai dasar dari sejarah ini)

Sumber: Doc. Jangkar Alam “Ajeng”